Cinta itu ternyata sederhana
Jalani saja
Karena banyak yang tak kita sangka
Tidak selalu berputar sesuai kita punya rencana
Skenario dan jadwal sudah disusun-Nya
Jadi, terus saja berjalan
Dengan senyum dan keyakinan
Cinta itu ternyata sederhana
Jalani saja
Karena banyak yang tak kita sangka
Tidak selalu berputar sesuai kita punya rencana
Skenario dan jadwal sudah disusun-Nya
Jadi, terus saja berjalan
Dengan senyum dan keyakinan
Rentetan kehendak antre
Semangat kembang kempis
Waktu kian menua
Lalu, kapankah mimpi di kepala
Menjadi nyata
Ada A, B, C, D, dan seterusnya
Mimpi terbesarku….
Kemana dan bagaimana
Harus berlari untuk memeluknya
Memeluknya erat, sangat erat
Agar mendarah daging dalam otakku
Agar “tidurku” tidak pulas
Karena dia menghantui
Buatku selalu luangkan di hariku
Upaya ke sana
Menikmati peran baru
Dengan kebiasaan dan rutinitas baru
Dengan kerumitan baru
Antusiasme yang membuncah
Cinta yang bertumbuh
Doa-doa yang dirapalkan pun bertambah
Banyak ingin yang terus bermunculan
Strategi kewalahan untuk disusun
Karena ingin semua segera
Seperti tidak henti kami berencana
Sedang yang lalu pun belum nyata
Rabb, jika ini adalah cara menghapus dosa
Jika ini meringankan timbangan khilaf-khilafku
Berat dan sesak akan kuikhlaskan
Menghimpit badan bertubi-tubi
Penuh….
Bercampur rasa dan peluh
Belum lagi ngilu selalu itu
Meski dengan sedikit mengeluh
Karena toh ini mendera tak henti
Toh hanya manusia umumnya
Yang sesekali tak kuasa
Terkadang habis hati
Tapi, selalu, senantiasa, tak henti
Mulut berucap, tangan menengadah
Ringankan semua ini
Jadikan ikhlas benar-benar mendarah daging
Karena itu sejatinya obat
Harapan yang seperti tak ada surut
“Bila kau sungguh-sungguh menginginkan sesuatu, alam akan berpadu membantumu mewujudkannya”(Sang Alkemis, Paulo Coelho)
Apa yang teman-teman mimpikan atas diri teman-teman sekitar 4–5 tahun ke depan setelah menjadi keluarga besar Sastra Indonesia UGM? Di setiap kepala teman-teman ada bayangan yang berbeda bukan? Atau jangan-jangan malah tidak ada bayangan sama sekali, gelap dan suram.
“Masuk Sastra Indonesia pilihan ke berapa?” Pertanyaan “basi” yang hampir selalu diajukan setiap penyambutan mahasiswa baru, dan sedikit yang menjawab dengan lantang serta yakin: pilihan pertama! Di beberapa kepala mahasiswa baru Sastra Indonesia peluang atas masa depan yang gemerlap sepertinya susah untuk digapai. Belum lagi, pertanyaan menyakitkan, “Kok kuliah di Sastra Indonesia, mau jadi apa?”. Hal-hal semacam itu menambah ketakutan dan keraguan di awal menjejakkan kaki di bangku kuliah. Cara pandang yang pesimistis tersebut harus dirombak dari kepala teman-teman. Cuci otak kita dan yakini bahwa kuliah di Sastra Indonesia itu banyak peluang dan kesempatan. Ingat, peluang tidak datang dengan sendirinya dan cuma-cuma. Sering kali peluang dan kesempatan harus kita cari, bahkan kita ciptakan. Butuh keyakinan, strategi, dan kerja keras di sana, selain menggantungkan pada alasan takdir. Nah, tulisan ini akan bertutur tentang pencerapan selama jadi mahasiswa Sastra Indonesia. Di akhir diharapkan bisa menjadi suntikan motivasi bagi teman-teman untuk lebih mengembangkan diri. (more…)
14 Februari…. Hari kasih sayang, katanya
Bagi kami ini hanyalah momentum
Jika sekotak coklat menjadi pelengkap
Setangkai mawar sebagai penanda cinta
Bagi kami kasih sayang ini tiap hela nafas
Tak berhenti….
Meski kadang sesak dada karena keributan layaknya bocah
Meski merajuk justru perekat rutinitas interaksi
Karena kadang percaya tak bertahta di tempatnya
Kadang tidak yakin tiba-tiba menyelinap, tanpa sebab
Moga Rabb Pemilik Cinta
Kian mendekap erat mimpi-mimpi kami
Ya, menuju masa depan yang satu!
Bersetia dan bahagia menuju batas tak bersyarat
Empat tahun silam, hari Jumat, ingat betul saya akan ujian itu.
Keluarga, kerabat, karib terhenyak
Ikut berbinar matanya
Mulut tak henti ikut bergumam
Ada yang berdoa, ada yang berceloteh bahagia
Sesungguhnya, mungkin hanya ajal yang pasti
Tapi, kalian berdua akhirnya menemukan satu kepastian lagi
Kepastian takdir akan fitrah makhluk yang diciptakan berpasangan
Setelah begitu panjang proses, akhirnya…..
Selamat!!!
Pintu yang halal itu telah terbuka dan lapang untuk kalian
Ada doa, ada jabat erat selamat
Moga Allah mengakrabi keluarga barumu
Dengan segala rahmat dan karunia
Hingga bahagia dengan jiwa-jiwa tercinta: suami, istri dan anak-anak kelak
Dalam keluarga yang sakinah mawadah wa rohmah
Ya, semoga….
Semestinya mencintai itu tanpa perlu berpikir dan banyak alasan
Jadi, tatkala alasan itu berkurang dan tak ada lagi, tetaplah di sana
Bersetia dan bahagia, menuju pada batas tak bersyarat
(Kado dari Karib)
Proses terus berputar pada porosnya
Langkah menjejak pada usia dua delapan
Akhirnya….
Selamat, ya!
Ada banyak doa
Panjang usia, usia yang bermanfaat tentunya
Harimu moga kian bercahaya
Tidak hanya menyilaukan bagimu saja
Tapi, terangnya memancar untuk sekitar
Juga asa, cita, cinta moga jadi nyata
Yang lalu adalah sejarah
Sejarah yang tidak dilupakan begitu saja
Bukan juga sejarah pahit yang harus selalu diingat
Serap makna dari sana agar kau lebih matang
Kau hidup untuk saat ini dan esok
Tersenyumlah, teruskan langkahmu
Mitranetra, 13 October 2006
Kecacatan dapat dialami semua orang. Penyebabnya dapat terjadi karena faktor penyakit, kecelakaan, atau faktor lainnya. Bila seseorang mengalami hal itu di masa kerjanya, bagaimanakah nasibnya selanjutnya? (more…)
Komentar Terbaru